“Wanita sangat identik dengan belanja”. “Belanja menjadikan wanita boros”. “wanita hobbynya belanja”. Pernyataan-pernyataan tersebut mungkin sering kita dengar. Setujukah sis dengan pernyataan tersebut? Dari ibu rumah tangga sampai wanita karier pasti sering berbelanja. Dari mulai pasar tradisional sampai mall kelas atas pasti mayoritas didatangi oleh kaum wanita. Benarkah wanita identik dengan belanja?
Saya ingin berbagi cerita nyata, dan saya mengalaminya sendiri. Ini cerita tentang teman saya, saat masih kuliah. Ketika kami sedang mengadakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ke suatu daerah di Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan urusan studi PKL, sebelum pulang ke Jakarta kami berencana untuk mampir ke Malioboro, Yogyakarta untuk sekedar jalan-jalan sambil berbelanja oleh-oleh. Salah satu teman saya (sebut saja namanya Dewi), dalam perjalanan menuju Mailoboro merasakan sakit di perutnya (hari pertama mendapat menstruasi) kami semua tau kalau Dewi sedang mengalami sakit premestruasi, dia tidak bisa melakukan aktivitas apapun, di dalam bus pun dia hanya tertidur lemas. Tiba di Mailoboro, sebagian dari kami sepakat untuk tidak ikut jalan-jalan di Mailoboro untuk menemani Dewi yang sedang merasakan sakit yang amat sangat di bus. Disinilah keajaiban nya dimulai. Terserah sis mau menganggapnya keajaiban atau naluri dari seorang wanita. Ajaibnya, sesampainya di Mailoboro sakit yang diderita Dewi langsung sembuh dan dengan asiknya Dewi jalan-jalan sambil berbelanja di Mailoboro tanpa merasakan sakit ataupun mengeluh. Selesai berbelanja kami berkumpul lagi di bus untuk bersiap-siap kembali ke Jakarta. Anehnya lagi, ketika kami semua sudah siap balik ke Jakarta, dan bus mulai jalan, Dewi kembali merasakan sakit di perutnya. Semua teman-teman wanita kami tertawa melihat tingkah Dewi dan teman lelaki kami semua merasa heran.
Semua teman wanita kami menganggap bahwa itulah insting/naluri dari kaum wanita terhadap belanja, sebaliknya mungkin dalam hati sebagian teman lelaki kami sedang bertanya-tanya, “apakah sakit yang dirasakan Dewi mengada-ada?” atau beberapa pertanyaan lainnya. Sebagain kaum lelaki menganggap negatif kebiasaan wanita berbelanja. Sebagian kaum pria pasti mikir 1000 kali untuk menemani kita berbelanja (termasuk suami saya). Kenapa kebiasaan berbelanja ini dianggap negative, pemborosan, wasting time. Ketika kita minta ijin untuk pergi berbelanja kepada suami, sering terlontar berbagai pertanyaan seperti, ngapain sih ke mall, ngabisin waktu aja? Mall kan begitu-begitu aja ga ada yang berubah, ngapain ke sana terus? Dan berbagai pertanyaan lain, apa jawaban sis ketika ditanya dengan pertanyaan tersebut.
Mengapa wanita suka berbelanja? Mengapa wanita identik dengan belanja? Menurut sudut pandang saya ada beberapa alasan wanita melakukan belanja. Dan alasan yang saya kemukakan disini adalah hal yang positif. Mudah-mudahan alasan-alasan yang saya kemukakan disini bisa merubah sudut pandang kaum lelaki bahwa belanja tidak selamanya negatif. Langsung saja:
1. Untuk memenuhi kebutuhan hidup
Salah satu contoh seorang ibu rumah tangga, mereka setiap hari berbelanja. Coba kalau mereka tidak berbelanja, mau makan apa suami dan anaknya ketika pulang dari aktifitasnya. Tidak hanya untuk kebutuhan primer saja, akan tetapi wanita juga berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Ketika wanita berbelanja tidak hanya untuk membeli kebutuhannya saja, tetapi dia juga membelikannya untuk keluarganya. Segi positifnya wanita berbelanja untuk menyenangkan hati orang lain.
2. Untuk mengisi waktu luang.
Wanita butuh refreshing setelah berbagai aktifitas yang dikerjakannya. Ibu rumah tangga dengan kegiatan mengurus rumah dan keluarganya, wanita karier dengan segudang pekerjaan kantornya. Sama halnya dengan kaum lelaki mereka butuh refreshing setelah seharian bekerja, bedanya adalah kaum lelaki mengisinya mungkin dengan berolahraga, atau sekedar berkumpul dengan teman-teman. Sedangkan wanita lebih senang menghabiskan waktunya untuk berbelanja. Tidak hanya itu sebagian wanita, ketika sedang bad mood (suasana hatinya sedang jelek) mereka akan pergi berbelanja untuk menyenangkan hati, menjernihkan pikiran, serta menghilangkan sejenak permasalahan yang sedang dihadapinya. Selain itu juga wanita bisa bertemu dengan teman-temannya untuk sekedar berbagi cerita.
Itulah beberapa alasan mengapa wanita menyukai belanja menurut pendapat saya. Menurut saya belanja itu bersifat posistif, menjadi sesuatu yang hal negative jika berbelanja dilakukan secara berlebihan. Atau tidak sesuai dengan pendapatannya (besar pasak daripada tiang), bela-belain ngutang hanya untuk memenuhi hasratnya. Atau berbelanja hanya untuk memenuhi kebutuhan gengsi, membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhannya secara berlebihan. Nah, bagaimana menurut sis-sis semua, apakah sependapat dengan saya atau punya pandangan lain?
Saya ingin berbagi cerita nyata, dan saya mengalaminya sendiri. Ini cerita tentang teman saya, saat masih kuliah. Ketika kami sedang mengadakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ke suatu daerah di Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan urusan studi PKL, sebelum pulang ke Jakarta kami berencana untuk mampir ke Malioboro, Yogyakarta untuk sekedar jalan-jalan sambil berbelanja oleh-oleh. Salah satu teman saya (sebut saja namanya Dewi), dalam perjalanan menuju Mailoboro merasakan sakit di perutnya (hari pertama mendapat menstruasi) kami semua tau kalau Dewi sedang mengalami sakit premestruasi, dia tidak bisa melakukan aktivitas apapun, di dalam bus pun dia hanya tertidur lemas. Tiba di Mailoboro, sebagian dari kami sepakat untuk tidak ikut jalan-jalan di Mailoboro untuk menemani Dewi yang sedang merasakan sakit yang amat sangat di bus. Disinilah keajaiban nya dimulai. Terserah sis mau menganggapnya keajaiban atau naluri dari seorang wanita. Ajaibnya, sesampainya di Mailoboro sakit yang diderita Dewi langsung sembuh dan dengan asiknya Dewi jalan-jalan sambil berbelanja di Mailoboro tanpa merasakan sakit ataupun mengeluh. Selesai berbelanja kami berkumpul lagi di bus untuk bersiap-siap kembali ke Jakarta. Anehnya lagi, ketika kami semua sudah siap balik ke Jakarta, dan bus mulai jalan, Dewi kembali merasakan sakit di perutnya. Semua teman-teman wanita kami tertawa melihat tingkah Dewi dan teman lelaki kami semua merasa heran.
Semua teman wanita kami menganggap bahwa itulah insting/naluri dari kaum wanita terhadap belanja, sebaliknya mungkin dalam hati sebagian teman lelaki kami sedang bertanya-tanya, “apakah sakit yang dirasakan Dewi mengada-ada?” atau beberapa pertanyaan lainnya. Sebagain kaum lelaki menganggap negatif kebiasaan wanita berbelanja. Sebagian kaum pria pasti mikir 1000 kali untuk menemani kita berbelanja (termasuk suami saya). Kenapa kebiasaan berbelanja ini dianggap negative, pemborosan, wasting time. Ketika kita minta ijin untuk pergi berbelanja kepada suami, sering terlontar berbagai pertanyaan seperti, ngapain sih ke mall, ngabisin waktu aja? Mall kan begitu-begitu aja ga ada yang berubah, ngapain ke sana terus? Dan berbagai pertanyaan lain, apa jawaban sis ketika ditanya dengan pertanyaan tersebut.
Mengapa wanita suka berbelanja? Mengapa wanita identik dengan belanja? Menurut sudut pandang saya ada beberapa alasan wanita melakukan belanja. Dan alasan yang saya kemukakan disini adalah hal yang positif. Mudah-mudahan alasan-alasan yang saya kemukakan disini bisa merubah sudut pandang kaum lelaki bahwa belanja tidak selamanya negatif. Langsung saja:
1. Untuk memenuhi kebutuhan hidup
Salah satu contoh seorang ibu rumah tangga, mereka setiap hari berbelanja. Coba kalau mereka tidak berbelanja, mau makan apa suami dan anaknya ketika pulang dari aktifitasnya. Tidak hanya untuk kebutuhan primer saja, akan tetapi wanita juga berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier. Ketika wanita berbelanja tidak hanya untuk membeli kebutuhannya saja, tetapi dia juga membelikannya untuk keluarganya. Segi positifnya wanita berbelanja untuk menyenangkan hati orang lain.
2. Untuk mengisi waktu luang.
Wanita butuh refreshing setelah berbagai aktifitas yang dikerjakannya. Ibu rumah tangga dengan kegiatan mengurus rumah dan keluarganya, wanita karier dengan segudang pekerjaan kantornya. Sama halnya dengan kaum lelaki mereka butuh refreshing setelah seharian bekerja, bedanya adalah kaum lelaki mengisinya mungkin dengan berolahraga, atau sekedar berkumpul dengan teman-teman. Sedangkan wanita lebih senang menghabiskan waktunya untuk berbelanja. Tidak hanya itu sebagian wanita, ketika sedang bad mood (suasana hatinya sedang jelek) mereka akan pergi berbelanja untuk menyenangkan hati, menjernihkan pikiran, serta menghilangkan sejenak permasalahan yang sedang dihadapinya. Selain itu juga wanita bisa bertemu dengan teman-temannya untuk sekedar berbagi cerita.
Itulah beberapa alasan mengapa wanita menyukai belanja menurut pendapat saya. Menurut saya belanja itu bersifat posistif, menjadi sesuatu yang hal negative jika berbelanja dilakukan secara berlebihan. Atau tidak sesuai dengan pendapatannya (besar pasak daripada tiang), bela-belain ngutang hanya untuk memenuhi hasratnya. Atau berbelanja hanya untuk memenuhi kebutuhan gengsi, membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhannya secara berlebihan. Nah, bagaimana menurut sis-sis semua, apakah sependapat dengan saya atau punya pandangan lain?